Halaman Depan   Laporan Utama   Tajuk 68H   Profil 68H   Agenda 68H

Thursday, January 20, 2005

Ribuan Warga Jakarta Pun Mengungsi...

Banjir bagi warga Jakarta sudah menjadi kegiatan rutin tahunan yang tak dapat dihindari. Hujan deras yang terus mengguyur Jakarta sejak awal pekan ini, mengakibatkan beberapa sungai meluap, mengenangi jalanan dan rumah-rumah warga. Akibatnya banyak ruas jalan mengalami kemacetan yang cukup parah. Ribuan warga bahkan terpaksa mengunggsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Laporan disusun Sri Kusmiati.

***

Sejak zaman penjajahan Belanda, kota Jakarta termasuk rentan terhadap ancaman banjir. Dari sudut geomorfologis, selain lebih rendah dari permukaan laut, Jakarta merupakan daerah aliran 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Daerah aliran 13 sungai juga menyebar merata di semua wilayah Jakarta. Di Jakarta bagian timur ada Sungai Cakung, Jati Kramat, Buaran, Sunter, dan Cipinang. Di bagian tengah ada Sungai Ciliwung, Cideng, dan Krukut. Di barat ada Sungai Grogol, Sekretaris, Pesanggrahan, Mookervart, dan Angke.

Faktor tingginya curah hujan juga memberi sumbangan yang signifikan terjadinya banjir di Jakarta dan kawasan sekitarnya. Demikian pula, ketidakdisiplinan pemerintah dan masyarakat memelihara lingkungan, melanggar tata ruang langsung maupun tak langsung ikut andil bagi terjadinya banjir.

Dalam sejarah, beberapa kali banjir melanda Jakarta dan merenggut korban jiwa dan harta benda penduduk. Di antaranya, tahun 1621, 1654, 1918 semasa pemerintahan kolonial Belanda. Sedangkan dalam beberapa dekade terakhir, banjir cukup besar terjadi tahun 1976 dan 1996, dan 2002 menelan puluhan korban jiwa. Konsorsium Masyarakat Miskin UPC mencatat, sebanyak 52 orang tewas dan tiga ratusan ribu penduduk mengungsi, akibat banjir tiga tahun lalu.

Tak heran apabila banjir menjadi momok tersendiri bagi warga Jakarta. Sejak awal pekan ini, hujan deras mulai mengguyur Jakarta, Depok, Cibinong atau Bogor untuk jangka waktu yang cukup lama. Sejumlah pintu air yang tersebar di Jakarta menunjukkan ketinggian air sudah melewati batas normal. Senin lalu, Ketinggian air di Pintu Air Manggarai Jakarta Selatan, mencapai 740 centimeter. Kemarin sore, kondisinya semakin meningkat. Tinggi air di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan mencapai angka 945 sentimeter. Padahal menurut Suharjo, petugas penjaga pintu air di Manggarai, angka normal tinggi air adalah 750 sentimeter. Ia mengaku menerima ribuan telepon warga akibat kondisi itu.

Yang paling mengkhawatirkan adalah kondisi Pintu air Karet Jakarta Pusat yang telah ditetapkan statusnya siaga satu. Ketinggian di pintu ini sudah mencapai 630 sentimeter dari ambang batas normal 450 sentimeter. Warga yang rumahnya terendam air luapan sungai, otomatis diminta mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Bukan hanya warga Karet saja yang terpaksa mengungsi. Puluhan ribu orang di wilayah Jakarta Timur juga ikut mengungsi dan dievakuasi ke beberapa lokasi, karena banjir mulai menenggelamkan rumah-rumah mereka. Warga yang bermukim di Gang Arus, Cawang; Santa Maris, Kampung Melayu; Cipinang Indah, Duren Sawit, Krama Yuda, Cililitan; dan Kebon Manggis mulai meninggalkan rumah mereka yang telah terendam air setinggi lebih dari dua meter. Hujan yang turun selama beberapa hari ini serta adanya kiriman air dari Depok, Bogor menjadi penyebab meluapnya Kali Ciliwung, Cipinang Kali Bekasi, dan Kali Sunter.

***

Luapan air kali ini juga menimbulkan masalah baru, yakni kemacetan. Sejumlah ruas jalan tergenang air, akibat genangan yang mencapai ketinggian hingga 70 cm. Kemacetan melanda sebagian besar wilayah Jakarta, seperti yang terjadi di sepanjang Jalan Tendean, Jalan Buncit Raya Jalan Gatot Subroto, Jalan MT.Haryono, Jakarta Selatan, Jalan S.Parman Jakarta Barat dan sepanjang jalan menuju Ancol dari arah Senen. Sepanjang jalan Ragunan sampai ke arah Kuningan, juga mengalami kemacetan panjang akibat genangan air yang mencapai ketinggian 30 cm.

Demikian halnya kondisi perempatan Jalan Ahmad Yani yang macet total, baik yang menuju ke arah Pulo Gadung, Cawang, Senen ataupun ke arah Tanjung Priok yang tergenang air di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Yos Sudarso serta Jalan R Suprapto. Genangan air di sejumlah ruas jalan ini, akhirnya mengakibatkan ratusan kendaraan roda dua dialihkan ke jalur lain.

***

Akibat hujan yang terus mengguyur selama tiga hari, Jakarta sudah dinyatakan dalam kondisi siaga I. Sejak diberlakukan kondisi siaga I oleh Gubernur, maka secara otomatis Pintu air Manggarai yang sudah mencapai ketinggian 950 sentimeter atau melebihi batas normal 750 cm, sudah mulai dibuka secara perlahan-lahan. Banjir memang jadi persoalan klasik yang masih belum terpecahkan. Rumah tergenang, jalanan macet, orang mengungsi adalah hal-hal yang biasa ditemui kala banjir mulai melanda ibukota. Hal-hal seperti ini jelas menimbulkan kerugian yang besar bagi penduduk Jakarta.

Tim Liputan 68h Jakarta.